Sidrap,titikjurnal.com-Hari kedua pelaksanaan Musyawarah Tudang Sipulung (MTS) Terpadu tingkat kecamatan di Kabupaten Sidrap, berlangsung di Kecamatan Pitu Riawa dan Watang Sidenreng, Selasa (16/1/2024).
Kegiatan diawali di Kecamatan Pitu Riawa, dibuka Camat Pitu Riawa, Ali Husain, dihadiri Kapolsek Pitu Riawa, Ipda Junaidi Khadafi, Danposramil 1420-05, Peltu M. Ridwan, dan Ketua KTNA Sidrap, H. Samad.
Turut hadir, Sekretaris Dinas Perdagangan dan Perindustrian, Muhammad Basri, Kabid Sarana dan Prasarana DTPHPKP, Suriyanto, Kabid Pembibitan dan Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Perikanan, Haris Alimin, dan Kepala Instalasi Pengamatan, Peramalan, dan Pengendalian Organisme Penyakit Tanaman (IP3OPT) Tiroang, Bunyamin.
Kegiatan yang berlangsung di aula kantor camat tersebut diikuti kepala desa/lurah, palontara, distributor pupuk, BPP, PPK, Gapoktan serta undangan lainnya.
Camat Pitu Riawa, Ali Husain mengingatkan pentingnya tudang sipulung sebagai bentuk menyatukan persepsi petani dalam menghadapi musim tanam.
Melalui kesempatan ini, kata Ali Husain, petani dan pemangku kepentingan bisa bertukar pikiran, mendengarkan dan membahas hal terkait pertanian sebelum turun sawah.
“Kita harap para petani bisa menghadiri kegiatan MTS ini, jangan sekedar kegiatan dijadikan seremonial saja, manfaatkan momentum yang sangat baik ini untuk melahirkan berbagai formulasi dan kesepakatan bersama sehingga apa yang menjadi kesepakatan bersama itu yang dilaksanakan sehingga kedepan produktivitas pertanian bisa lebih baik,” imbaunya.
Menurutnya, manfaat dari kegiatan ini untuk mempersiapkan musim tanam yang nantinya bisa dimaksimalkan, khususnya untuk meningkatkan produksi padi.
“Tudang sipulung hari ini sangat sangat penting dilaksanakan sebelum memasuki musim tanam guna merumuskan berbagai kebijakan pertanian sebagai acuan dan dasar dalam pelaksanaan usaha tani ditingkat petani serta sebagai bahan evaluasi,” jelasnya.
Sementara di Kecamatan Watang Sidenreng, kegiatan dipusatkan di Aula Balai Penyuluh Pertanian di Desa Talumae dibuka Camat Watang Sidenreng, Arnold Baramuli dan dihadiri Danposramil 1420-03, Peltu Edy Gunawan, Kapolsubsektor Watang Sidenreng, Ipda As’ad Usman.
Arnold Baramuli mengatakan MTS merupakan tradisi dan menjadi agenda rutin yang dilaksanakan setiap tahunnya sebelum turun sawah.
“Apa yang kita laksanakan hari ini tentunya untuk membicarakan masalah-masalah yang mungkin akan timbul ke depan berdasarkan pengalaman masa lalu, jadi pada kesempatan dan forum inilah kita manfaatkan berdiskusi dan membuat suatu perencanaan apa yang menjadi kebutuhan para petani kita,” terangnya.
Arnold mengungkapkan terjadinya masalah pertanian disebabkan masih banyaknya petani yang tidak mematuhi keputusan dan kesepakatan yang telah ditentukan.
“Inilah yang menimbulkan masalah, karena masih adanya petani yang tidak mematuhi aturan, karena lain yang diputuskan lain pula yang dilaksanakan,” ungkapnya.
Pada kesempatan itu, Arnold juga mengatakan pentingnya memadukan masukan palontara yang merupakan pedoman yang dari dulu dilakukan, meskipun saat ini sudah era modernisasi.
“Semoga melalui MTS ini dapat melahirkan kesepakatan bersama mencari solusi masalah pertanian dan hasilnya akan dibawa ke tingkat kabupaten dengan harapan produktivitas pertanian lebih meningkat,” harapnya.
Berbagai hal dibahas dalam kesempatan tersebut diantaranya pola tanam, jadwal tanam, kewaspadaan hama, varietas padi yang digunakan dan wacana fungsi rumah burung hantu.
Serta yang paling utama yang menjadi sorotan diskusi yakni ketersediaan pupuk. Terpantau pada kegiatan tersebut peserta maupun undangan yang hadir sangat antusias memberikan saran maupun masukan.