Sidrap, titikjurnal.com-Satu unit mobil tipe hilux berwarna dominan biru dengan kombinasi hijau di bagian depan, terparkir di halaman Kantor Dinas Perpustakaan dan Keasipan Kabupaten Sidrap.
Kabin belakang mobil dimodifikasi menciptakan ruang besar. Ruang berisi 500 eksemplar buku, terdiri 250 judul (masing-masing judul 2 eksemplar). Ada pula perlengkapan multimedia seperti TV, UPS, genset, multimedia speaker dan Digital Library System (DLS).
Sementara pada sisi luar mobil tertulis “Perpustakaan datang untuk mencedaskan masyarakat menuju Indonesia Cerdas 2024”. Selain itu, terpajang slogan “Aku Baca, Aku Pintar, Aku Berprestasi”.
Mobil tersebut merupakan Mobil Perpustakaan Keliling (MPK) hibah Perpustakaan Nasional Republik Indonesia kepada Pemerintah Kabupaten Sidrap. Mobil ini tiba di Bumi Nene Mallomo dua hari lalu.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Sidrap, Hj. Wahida Alwi menjelaskan, mobil tersebut segera beroperasi di Kabupaten Sidrap, memberi sumber bacaan gratis bagi masyarakat. Hadirnya mobil baru itu, imbuhnya, menjadikan MPK di Kabupaten Sidrap kini ada dua unit.
“Tujuannya, untuk meningkatkan literasi masyarakat. Mobil akan berkeliling ke sekolah-sekolah, maupun titik-titik tertentu sesuai jadwal yang ditentukan,” kata Wahida, saat ditemui Selasa (21/9/2021).
Ia menambahkan, keberadaan mobil tersebut sudah dilaporkan dan disaksikan langsung Bupati Sidrap, H. Dollah Mando. “Alhamdulillah beliau menyambut baik dan berharap agar dimaksimalkan melayani masyarakat,” ungkapnya.
Wahida lebih jauh menguraikan, selain menyediakan buku, MPK tersebut juga memiliki perlengkapan multimedia serta akses internet.
“Salah satunya untuk mengakses ePerpus, aplikasi perpustakaan online digital,” terang Wahida didampingi Kabid Pengembangan Perpustakaan dan Pelestarian Bahan erpustakaan, Hasanuddin, Kasi Layanan Otomasi, Kerja Sama dan Pelestarian Bahan Perpustakaan, Umar, dan Kasi Pembinaan dan Pengembangan Tenaga dan Perpustakaan, Saribulan.
Di bagian lain, Wahida mengutarakan, di tengah perkembangan teknologi, keberadaan buku masih dibutuhkan masyarakat. Mantan Kabag Kesra Sidrap itu menyebut, ada beberapa faktor melatarbelakanginya.
“Banyak buku fisik belum ada dalam bentuk buku digital atau e-book, sementara e-book itu sendiri kadang berbayar. Setelah membaca beberapa halaman, aplikasi minta pembayaran,” terang Wahida.
Membaca buku fisik, lanjutnya, lebih ramah bagi mata dan memiliki sensasi tersendiri saat membacanya. Tidak kalah penting, dengan membaca buku fisik, membuat pembaca lebih fokus dan berkonsentrasi.
“Saat membaca menggunakan hp, terkadang terganggu notifikasi atau godaan membuka aplikasi lain. Beda dengan membaca langsung buku, akan lebih berkonsentrasi dan mencerna apa yang dibaca,” kuncinya.