Agresi brutal dan keji Zionis Yahudi terhadap rakyat Palestina semakin menjadi-jadi. Lebih dari 8.100 jiwa wafat dan lebih dari 20.242 orang terluka. Serangan entitas Yahudi kini merambah Tepi Barat yang telah merenggut korban jiwa 115 orang dan korban luka 2.150 orang.
Sejauh ini para pemimpin Dunia Islam masih membatu. Mereka hanya menjadi macan podium dan macan kertas. Menggertak di mimbar dengan omong besar, tetapi tidak melakukan tindakan nyata menghentikan agresi kaum Zionis.
Derita rakyat Palestina, khususnya kaum Muslim, semakin bertambah dengan bertebaran opini yang menyudutkan perjuangan dan nasib mereka. Banyak komentar dan pernyataan mengaburkan persoalan Palestina yang sebenarnya. Bahkan ada yang secara tega memfitnah para pejuang Islam.
Mengkriminalisasi Para Pejuang
Di media sosial sering dibangun narasi yang mengkriminalisasi gerakan perjuangan Hamas. Narasi tersebut menyebutkan bahwa penderitaan yang dialami rakyat Palestina hari ini akibat tindakan Hamas. Katanya, Hamaslah yang harusnya bertanggung jawab atas terbunuhnya ribuan warga Palestina, bukan kaum Zionis.
Opini ini sungguh sesat dan menyesatkan. Selain bertujuan mengkriminalisasi setiap gerakan perlawanan rakyat Palestina, terutama Hamas, mereka membangun narasi ini untuk melegalkan eksistensi entitas Yahudi yang mengklaim sebagai pemilik tanah Palestina. Tujuan berikutnya, agar dunia membenarkan agresi brutal Zionis Yahudi sebagai ”tindakan mempertahankan diri”. Apakah namanya ’mempertahankan diri’ bila yang diserang adalah rumah sakit, pasar, fasilitas umum dan mayoritas korbannya adalah anak-anak serta wanita?
Faktanya kaum Yahudi bukanlah warga asli Palestina. Mereka juga bukan pemilik lahan Palestina. Banyak sejarawan dan teolog di luar umat Muslim yang menunjukkan kedustaan klaim Yahudi dan Barat bahwa Palestina adalah ’tanah yang dijanjikan’. Pada bulan Oktober 2010 para uskup dari wilayah Timur Tengah berkumpul di Vatikan selama dua pekan. Mereka tak hentinya membahas masalah Israel-Palestina dilihat dari sisi Alkitab. Kesimpulan mereka, Israel tidak dapat menggunakan konsep Alkitab mengenai “tanah yang dijanjikan” atau “orang terpilih” untuk membenarkan pemukiman baru di Yerusalem atau membuat klaim teritorial (Republika.co.id, 25/10/2010).
Para pemimpin Barat, media massa mereka dan pengikutnya bermuka dua dengan menuduh perjuangan pembebasan Palestina sebagai aksi teror, sementara mereka mendukung sekutu mereka Ukraina melawan invasi Rusia. Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa juga menyuplai persenjataan dan bantuan keuangan untuk pemerintah Ukraina agar bisa menangkal serangan Rusia. Sementara dalam tindakan genosida terhadap rakyat Palestina, Barat terus menyudutkan perjuangan rakyat Palestina dan malah membantu Zionis Yahudi.
Karena itu fitnah Barat terhadap rakyat Palestina dan Hamas menunjukkan kemunafikan mereka dan para pendukungnya. Rakyat Palestina telah terusir puluhan tahun dari tanah kelahiran mereka, bahkan mengalami pembantaian demi pembantaian. Inilah kemunafikan dan kebohongan terbesar. Hanya orang tidak waras saja yang masih tetap mendukung penjajahan dan kekejaman Yahudi di tanah Palestina.
Sebaiknya Berhijrah?
Melihat bertahun-tahun penderitaan rakyat Palestina, ada sebagian orang yang beropini bahwa seharusnya kaum Muslim di Palestina berhijrah dari negeri mereka. Alasannya, dulu juga kaum Muslim tertindas di Makkah, lalu mereka berhijrah ke Madinah.
Ini adalah analogi yang batil dengan tiga alasan. Pertama: Islam telah memerintahkan kepada kaum Muslim untuk mempertahankan diri dari ancaman terhadap jiwa dan harta mereka. Abu Hurairah ra. bertutur bahwa pernah ada seorang lelaki yang bertanya kepada Nabi saw.:
Buletin Kaffah Edisi 317 (19 Rabiul Akhir 1445 H/03 November 2023 M)